Suksesnya seorang pelaut bukan hanya dari seberapa tangguh kapal yang dikendalikan dan teknik mengemudikannya. Namun peta juga memiliki peran yang vital dalam suksesnya pelayaran. Pemahaman tentang medan, wilayah, dan teknik mengendalikan kapal menjadi kunci kesuksesan para pelaut dalam berlayar.
Pada awalnya, peta hanya digambarkan di tanah ketika orang zaman dahulu berpetualang dan bertanya tentang jalan dengan orang yang ditemuinya. Awal dari peta yang digambarkan dalam bidang datar dibuat oleh bangsa Babilonia pada 2.300 SM. Peta tersebut digambar pada papan tulis yang terbuat dari tanah liat. Seiring berjalannya waktu, penggambaran peta semakin berkembang dengan didukung oleh ilmu matematika dan ilmu lainnya. Pada tahun 1.500 SM peta dunia telah digambarkan dalam bentuk kerucut dengan pengukuran yang lebih cermat. Peta ini dibuat oleh Ptolemeus yang dianggap sebagai "Bapak Kartografi".
Abad ke 15-17 merupakan era perpetaan dimana bangsa Eropa seperti Belanda, Jerman, Portugis berlomba-lomba untuk membuat peta yang akan digunakan untuk menjelajah. Tujuan utamanya adalah untuk mencari rempah-rempah yang nantinya digunakan sebagai komoditas dagang. Inilah awal dari bangsa Eropa yang mampu mengarungi samudera hingga sampai ke Nusantara.
Peta dalam dunia maritim dan pelayaran dikenal dengan istilah peta kelautan atau nautical chart. Fungsi peta kelautan adalah sebagai informasi penting untuk pelayar dalam menentukan medan, jalur yang akan dilewati, melakukan observasi prosedur keamanan, dan untuk mengidentifikasi fasilitas kelautan seperti pelabuhan, mercusuar, dll.
Dalam peta kelautan juga berisi simbol-simbol yang melambangkan profil alam laut, garis pantai, informasi pasang surut air laut, kedalaman laut, dan berbagai bangunan seperti jembatan, mercusuar dan pelabuhan. Dunia maritim dan pelayaran biasa menggunakan peta kelautan sebagai dasar navigasi kapal. Mengingat fungsinya yang vital dalam pelayaran, maka peta kelautan harus memuat beberapa unsur di bawah ini.
Peta kelautan harus menggambarkan dengan detil garis batas kedalaman. Hal ini digunakan untuk menunjukkan tingkat kedalaman air laut dari yang dangkal hingga paling dalam. Kedalaman laut ditandai dengan simbol gradasi warna. Semakin gelap menandakan semakin dalam lautannya. Ini sangat penting mengingat jarak antara lambung kapal dan dasar laut tidak boleh terlalu dekat.
Simbol dasar penerangan kelautan seperti mercusuar harus digambarkan dengan detil, sehingga pelaut mampu memperkirakan letak dan posisi sekitar kapal dengan baik. Dengan mercusuar, pelaut akan mengerti bahwa medan di sekitarnya terdapat karang atau daratan yang dapat mengganggu laju kapal.
Daratan bukan hanya digambarkan secara datar atau garis pantainya saja, tetapi juga harus disertakan unsur topografis. Gambaran daratan yang detil sangat penting agar pelaut dapat memperkirakan posisi aman untuk bersandar.
Dalam peta kelautan juga harus digambarkan arus-arus tertentu agar pelaut mudah mendefinisikan arus yang mungkin berbahaya bagi pelayaran. Hal ini sangatlah penting mengingat arus lautan bisa saja mengganggu pelayaran. Arus laut biasanya disimbolkan dengan tanda panah yang menunjukkan arah.
Keterangan dalam peta pada umumnya juga harus disertakan. Keterangan yang paling umum dalam peta adalah judul peta. Judul peta biasanya terletak di bagian atas dengan huruf kapital yang berguna untuk memberikan kejelasan isi peta. Keterangan umum yang selalu ada dalam peta ialah skala yang berarti perbandingan jarak peta dengan jarak sebenarnya. Misalnya, 1:1.000.000 yang artinya 1cm dalam peta sama dengan 1.000.000 cm (10 km) dalam jarak sebenarnya. Dalam peta juga terdapat simbol yang akan menjadi petunjuk atau tanda. Simbol pada umumnya digunakan untuk mewakili objek tertentu. Misalnya gunung, jembatan, dll.
Pentingnya memahami ilmu kartografi atau ilmu dasar dalam pemetaan akan sangat berguna dalam pembuatan peta kelautan. Seorang kartografer ahli akan paham bagaimana pentingnya menggambarkan peta kelautan dengan detil yang sangat berguna dalam kesuksesan pelaut dalam berlayar.